Hal ini pula
yang tengah dikembangkan Jaelani warga kampung Gunteng Kecamatan Karangtengah
yang pemasarannya sudah sampai ke di negeri Singa, Singapura. Jaelani mengaku
sudah menggeluti bisnis ini sejak tahun 80an, yang asalnya hanya menjadi
pekerja di salah satu toko manisan di daerah bypass. “Di sana saya belajar
langsung dari ahlinya, saya mencoba untuk membuka uasaha sendiri sejak tahun
1980 dan alhamdulillah berkembang hingga sekarang,”ucapnya kepada Cianjur Ekspress belum lama ini.
Bukan hanya itu
saja, Jaelani mengaku sering mengikuti pelatihan UKM yang dinilai dapat
meningkatkan inovasi dirinya dalam membuat manisan. Mulai dari pelatihan di
Jawa, Bali, dan NTT pernah ia sambangi. “Dengan mengikuti pelatihan UKM
tersebut, saya bisa memasarkan manisan ke selurh Indonesia dan sampai ke
Singapura.” Ujarnya.
Jaelani mengaku,
dari hasil pelatihan tersebut ia dapat mngaplikasikan dengan usahanya yang
terus berkembang dan juga bisa merangkul UKM kecil lainnya bahkan membuka lapangan
pekerjaan baru bagi warga sekitar. “Saya berawal dari modal Rp.80 ribu pada
tahun 80an, sekarang modal awal sebanyak Rp.500 juta untuk manisan dan beragam
makanan ringan lainnya. Alhamdulillah manisan yang kini sudah saya buat cukup beragam, seperti manisan
tomat, cabai, nangka, dan masih banyak manisan yang dibuat mengikuti kesukaan
warga di beberapa daerah,” tandasnya.